ARTIKEL PERNIKAHAN

 TATA CARA MENGURUS SURAT NIKAH KE KUA

Salah satu persiapan penting dalam proses pernikahan adalah mengurus surat nikah. Jika calon pengantin ingin mengurus sendiri, ini caranya.

Di tengah persiapan mengurus catering, busana, sampai dekorasi, jangan sampai lupa mengurus surat nikah. Surat nikah merupakan tanda bukti resmi kalau pernikahan Anda dan pasangan telah sah dan dicatat oleh negara.

Memang banyak calon pengantin yang enggan mengurus sendiri surat nikah karena kesibukan atau malas membayangkan prosesnya yang rumit. Biasanya mereka menyerahkan hal tersebut kepada keluarga atau orang kepercayaan.

Nah, untuk yang ingin mengurus sendiri berikut tata caranya pengurusan surat nikah di KUA untuk pasangan beragama Islam:.

1. Tentukan Tempat Menikah

Sebelum mengurus surat nikah, tetapkan dulu dimana Anda akan menggelar akad nikad. Lokasi akad nikah ini nantinya akan berpengaruh dalam pengurusan surat nikah. Jika akad nikah akan digelar di area domisili calon pengantin wanita (CPW) maka nanti calon pengantin pria perlu mengurus surat numpang nikah. Jika akad nikah digelar bukan di area domisili CPW maupun calon
pengantin pria (CPP) maka dua-duanya perlu mengurus surat numpang nikah.

2. Waktu Mengurus Surat Nikah
Menurut keterangan di situs resmi KUA Pasar Minggu, surat nikah wajib diurus selambat-lambatnya 10 hari sebelum berlangsungnya akad nikah. Jika pernikahan Anda sudah disiapkan dari jauh-jauh hari, tak ada salahnya mulai mengurus dari 1-2 bulan sebelum pernikahan. Hal ini agar Anda bisa mendapat penghulu yang sesuai dengan jam akad nikah yang Anda inginkan. Apalagi jika Anda menikah di waktu yang ramai, ada kemungkinan jadwal para penghulu sudah mulai padat terisi.

3. Surat-surat yang Perlu Disiapkan

  •  Foto Copy KTP, siapkan sekitar 4 lembar untuk masing-masing pengantin
  •  Foto Copy Kartu Keluarga, siapkan sekitar 4 lembar untuk masing-masing pengantin
  •  Pas Photo Calon Pengantin, berukuran 2x3 masing-masing 4 lembar & 3x4 masing-masing sekitar 4 lembar. Jika menikah beda pulau, siapkan paling tidak 10 lembar
  •  Bagi yang berstatus duda/janda, lampirkan surat Talak/Akta Cerai dari Pengadilan Agama/Negeri
  •  Surat dispensasi dari Pengadilan Agama khusus untuk calon pengantin yang berusia kurang dari 19 tahun (laki-laki), kurang dari 16 tahun (perempuan), atau laki-laki yang akan berpoligami
  •  Bagi anggota TNI/POLRI dan Sipil TNI/POLRI harus ada Izin Kawin dari Pejabat Atasan/Komandan
  •  Ijazah terakhir (ada beberapa KUA yang mensyaratkan, tergantung masing-masing KUA)
  •  Materai sekitar 6 lembar

4. Proses Pengurusan Surat Nikah
Masing-masing pengantin harus mengurus surat nikah dengan proses sebagai berikut:
  •  Menuju RT dan RW setempat untuk mengurus surat pengantar (dokumen: fotokopi KTP 2 lembar)
  •  Setelah mendapat surat pengantar, CPW dan CPP mengurus surat N1, N2, dan N4, dan surat keterangan belum menikah ke kelurahan tempat tinggal masing-masing (dokumen: pasfoto 3x4 = 2 lembar, fotokopi KTP CPW & CPP 2 lembar, fotokopi KK CPP & CPW 2 lembar, surat pengantar RT/RW). Untuk dokumentasi sebaiknya fotokopi surat N1, N2, N4, dan surat keterangan belum menikah.
  • Surat N1, N2 dan N4 kemudian dibawa ke KUA kecamatan masing-masing CPP dan CPW untuk mengurus surat rekomendasi nikah. Jika CPP atau CPW tidak melangsungkan pernikahan di KUA domisili maka perlu mengurus surat numpang nikah.

  •  Jika perlu mengurus surat numpang nikah, maka surat rekomendasi dari KUA masing-masing CPP dan CPW setempat dibawa ke KUA kecamatan tempat Anda menikah. Di situ Anda akan melakukan pendaftaran pernikahan, diberi tahu ketersediaan penghulu yang akan menikahkan, serta diberi pembekalan tentang pernikahan. (dokumen: surat rekomendasi nikah dari KUA domisili, pasfoto 2x3 = 4 lembar, dan surat-surat lain dari KUA setempat).
  •  Setelah bertemu dengan penghulu yang akan menikahkan Anda, jangan lupa meminta nomor telepon dan alamat rumah penghulu tersebut untuk penjemputan. Hal ini dilakukan sebagai antisipasi agar pernikahan Anda berjalan lancar.
  •  Total pengurusan biaya surat nikah dari keluarahan sampai KUA sekitar kurang lebih Rp. 200 ribu di luar biaya penghulu. Untuk biaya penghulu biasanya disampaikan langsung oleh penghulu masing-masing. Jumlah tersebut sebaiknya dibayar separuhnya sebelum nikah lalu dibayar sisanya usai akad nikahnya. Biaya penghulu ini jumlahnya bervariasi mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 1,5 juta.
  • Sekitar satu minggu atau 3 hari sebelum waktu akad nikah, tak ada salahnya menghubungi penghulu untuk mengingatkan.

5. Simpan Rapih Dokumentasi

Kurang lebih, demikian proses mengurus surat nikah secara umum. Di beberapa tempat mungkin ada beberapa aturan yang berbeda sedikit. Setelah proses mengurus surat selesai, simpan rapih dokumentasi surat tersebut. Percayakan kepada salah satu anggota keluarga atau teman dekat untuk berhubungan dengan penghulu di hari H. Anda sebagai pengantin tentu tak mungkin sibuk mengurusnya. Jangan lupa ingatkan kepada orang yang ditunjuk agar ia juga bertanggungjawab menyimpan buku nikah Anda usai akad nikah.

Sumber : wolipop



Bamandi-mandi Pengantin (Bapapai)

Sebelum acara perkawinan adat Banjar dilaksanakan ada satu adat yang sering dilakukan oleh calon pengantin, yaitu upacara bamandi-mandi, yang dinamai bapapai atau badudus.
Bapapai atau badudus, memiliki kesamaan dalam fungsinya, hanya penempatannya yang berbeda. Badudus adalah istilah mandi-mandi yang dipakai oleh keluarga kerajaan atau keturunan bangsawan atau yang ada hubungannya dengan keluarga candi (tutus candi). Bapapai adalah istilah mandi-mandi yang dipakai oleh orang Banjar pada umumnya.
Kata “papai” dalam bahasa Indonesia berarti “percik”, dalam praktiknya bapapai seperti memercik-mercikkan air memakai mayang pinang kepada calon mempelai yang sedang dimandi-mandi.
Alat kelengkapan dalam bapapai ini antara lain,
1. tempat air (gayung/ember)
2. kembang (bunga-bunga harum)
3. mayang pinang
4. daun tulak yang dicampur air
5. piduduk yang berisi beras, gula, kelapa ada juga yang memuat cingkaruk (kue dari kelapa), nasi kuning, dan nasi lamak.
Orang yang bertugas memandikan atau memapai biasanya perempuan lanjut usianya yang merupakan tetua/sesepuh dalam keluarga. Ada juga satu tradisi untuk sumber air dalam bapapai diambil dari “ulak” atau pusaran air pada sungai besar, karena ada kepercayaan bahwa ada naga yang ditinggal diulakan tersebut sehingga air ulakan dimaksudkan supaya jangan kena pengaruh buruk dari naga itu.
Tata cara dalam bapapai menurut adat kawin:
1. calon pengantin pria diarak ke tempat calon pengantin wanita pada malam menjelang hari perkawinan
2. pengantin didudukkan berdampingan di serambi rumah atau di bagian belakang rumah
3. kemudian dimandikan dengan cara memercikkan air papaian oleh sesepuh wanita
4. jumlah memandikan selalu ganjil ada 3, 5, atau 7 secara bergantian.
5. setelah habis mandi, pengantin pria dan wanita disisiri, diminyaki, dan sebagainya
6. kemudian didudukkan berdampingan (batatai) dikelilingi oleh cermin dan lilin.
7. cermin dan lilin dikelilingkan kepada mempelai sebanyak 3 kali oleh wanita yang memandikan tadi.
8. setelah selesai calon pengantin pria kembali ke rumahnya
Demikian sekilas mengenai adat pengantin mandi-mandi atau bapapai.
Sumber : Datu Mangku Adat Kesultanan Banjar H. Syarifuddin R. www.kerajaanbanjar.com

No comments:

Post a Comment